Senin, 24 Januari 2011

Persela U21 Ditarget Juara

Tidak main-main, Ketua Umum Persela Lamongan Fadeli pasang target Persela U21 bisa menjadi juara di kompetisi Liga Super Indonesia U21 musim kompetisi 2010/2011. Hal itu ditandaskannya saat melepas Persela U21 menuju Kabupaten Malang di Guest House Pemkab setempat, Selasa (18/1).

“Pertandingan pertama saat melawan Arema Indonesia U 21 pada 19 Januari mendatang adalah kuncinya. Kalau kita bisa menang melawan Arema, pertandingan selanjutkan untuk menjadi juara akan semakin terbuka lebar, “ tandasnya kepada 26 pemain Persela U21.

“Tim U21 sudah siap bertanding, “ imbuh dia. Dikatakannya, persiapan yang dijalani tim tersebut sudah cukup mantap. Terutama dari beberapa hasil uji coba, baik saat melawan tim anggota Pengcab PSSI Lamongan atau saat melawan sejumlah tim luar.

Dia berharap agar ada setidaknya anggota Persela U21 yang bisa menembus tim senior. “Bukan hal yang mustahil bahwa pemain U21 yang sekarang bisa menyusul Aris Alfiansyah dan Hendro Siswanto yang terpilih dalam pasukan Timnas U23. Tinggal kerja keraslah yang akan menentukan, “ kata dia.

Seperti dijelaskan manajer Persela U21 Agus Suyanto, timnya yang dibesut pelatih lokal Didik Ludianto tersebut tergabung dalam Grup 2 yang akan berlaga di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang. Grup ini diisi Persela bersama Pelita Jaya, Persijap Jepara, Arema Indonesia dan Deltras Sidoarjo.

Anggota tim ini adalah hasil seleksi sekitar 200 pemain sepak bola di bawah usia 21 tahun. Seleksi diadakan selama dua minggu oleh pelatih tim senior bersama pelatih tim U21. Di musim lalu, Persela U 21 menduduki posisi ketiga di Grup B.

Ciptakan Hutan Bakau Dengan 10 Ribu Bibit

Bersama Masyarakat Peduli Lingkungan Hidup Indonesia (MAPALHI) Jawa Timur, Pemkab Lamongan kemarin melakukan penanaman 10 ribu bibit mangrove (bakau) di pesisir pantai Desa Lohgung/Brondong. Kegiatan itu bagian dari upaya pemerintah setempat agar Lamongan memiliki hutan bakau yang sangat bermanfaat sebagai pelindung dari bencana alam.

“Masyarakat mungkin belum begitu memahami bahwa hutan bakau begitu bermanfaat. Bahkan bisa menjadi pelindung dari bencana alam yang akhir-akhir ini sering mendera Indonesia, “ ujar Bupati Fadeli seusai secara simbolis menyerahkan bibit bakau pada perwakilan masyarakat Desa Lohgung didampingi Ketua DPRD Makin Abbas bersama sejumlah Muspida dan pengasuh Ponpes Asy-Syafi’iyah Mohammad Darsuki.

Dituturkan oleh Fadeli, hutan bakau dapat melindungi tanaman pertanian, bahkan bangunan dan makhluk hidup setempat dari kerusakan akibat bencana badai atau angin laut yang mengandung garam. “Saya berharap lewat kegiatan pagi ini, nantinya akan berkembang hutan bakau yang memberi manfaat bagi masyarakat Brondong dan sekitarnya, “ ujarnya. Penanaman itu sendiri dilakukan di lahan seluas empat hektar.

Bukan hanya sebagai pencegah bencana, hutan mangrove bahkan bisa dijadikan obyek wisata baru di pantura Lamongan yang selama ini sudah terkenal dengan wisata maritimnya melalui WBL. Dikatakan Fadeli, kurangnya perhatian masyarakat pada hutan bakau seringkali terjadi karena menganggap hutan ini tidak memiliki manfaat bagi manusia. Padahal, hutan bakau yang membantu pengendapan lumpur, bisa menjadi benteng dan filter alami untuk racun yang ada di air.

Sebelumnya, di lokasi yang sama juga sempat dilakukan penanaman bakau. Namuan karen pengaruh kurang bermutunya bibit dan faktor cuaca, bibit tersebut gagal tumbuh. Sementara bibit yang ditanam kali ini menggunakan bibit yang lebih bagus.

Selasa, 18 Januari 2011

Harus Segera Normalisasi Bengawan Jero

Tahun ini telah disiapkan dana sekitar Rp 31 miliar untuk normalisasi kondisi existing Bengawan Jero di Lamongan sehingga pembuangan air bisa lancar. Selama ini, jika volume hujan tinggi, genangan air terjadi cukup lama karena terjadi pendangkalan dan penyempitan di jalur pembuangan.
Seperti yang terjadi tiga tahun belakangan ini, durasi genangan air cukup lama terjadi. Pada musim hujan 2009/2010 lama genangan bahkan sampai sekitar tiga bulan dengan elevasi Blawi sampai pada 0.70 SHVP (Surabaya Haven. Vloed Peil).
“Hal tersebut terjadi, ketika Sungai Bengawan Solo tinggi, pintu Sluis Kuro tidak bisa dibuka (karena di depan pintu kondisi air juga tinggi) sehingga tinggal berharap pembuangan bisa dilakukan lewat pintu Wangen, Boden dan Tambakombo. Padahal kondisi di tiga pintu yang menuju wilayah Gresik tersebut terjadi pendangkalan dan penyempitan. Karena itu perlu segera dilakukan normalisasi aliran buangnya, “ ujar Kadinas PU Pengairan Heru Sanjoto melalui Kabag Humas dan Infokom Anang Taufik.
Terkait penuntasan banjir tahunan di Bengawan Jero tersebut, Bupati Fadeli berharap agar proyek normalisasi Bengawan Jero segera dilaksanakan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS). Ditegaskan olehnya, pengerukan untuk normalisasi pembuangan melalui pintu Wangen adalah solusi jangka pendek masalah banjir Bengawan Jero yang harus segera dilaksanakan. “Untuk saat ini harus segera dituntaskan banjir Bengawan Jero dengan melakukan normalisasi pembuangan lewat pintu Kali Wangen, “ tegasnya.
Areal Bengawan sendiri cukup luas, mencapai skitar 10 ribu hektar dan berada di lima kecamatan. Yakni Kecamatan Kalitengah, Turi, Karangbinangun, deket dan Glagah. Areal ini dulunya adalah terminal air buangan debit banjir dari 16 kecamatan di sebelah barat dan selatan Bengawan Jero.
Ketika nanti New Sembayat Barrage sudah terbangun, akan bisa menjadi solusi jangka panjang banjir di kawasan Bengawan Jero. Karena selain akan menjadi tendon air bagi masyarakat di Lamongan dan gresik, bending gerak kedua di Lamongan ini juga bisa menjadi pengendali debit air di sisi depan pintu Sluis Kuro. Sehingga air dari Bengawan Jero bisa dibuang setiap saat menuju laut tanpa harus menunggu kondisi tinggi air di depan pintu.

Tanggul Mendolo Rawan Longsor

Bupati Lamongan Fadeli mendesak pada Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) agar segera merampungkan pengerjaan perbaikan tebing kanan tanggul Sungai Bengawan Solo di Dusun Mendolo Desa Jatirenggo/Glagah. Perbaikan tersebut perlu segera diselesaikan karena posisinya yang berada di tikungan yang cukup tajam sehingga rawan longsor saat dilewati air.
Fadeli bersama sejumlah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait dan Plt Sekkab Nurroso, Jum'at (14/1) meninjau pengerjaan perbaikan tanggul itu. Proses perbaikan yang sudah dimulai sejak akhir tahun lalu tersebut sampai saat ini masih dalam tahapan penyelesaian. “Saya berharap pengerjaan ini cepat selesai karena fungsi tanggul ini sangat penting, “ ucapnya saat berada di lokasi tanggul.
Dari data Dinas PU Pengairan setempat, tiap tahunnya tanggul tersebut rata-rata tergerus dan longsor sekitar 3 meter sepanjang kurang lebih 50-75 meter. Di lokasi yang saat ini diperbaiki itu, pada tahun 2009 jarak antara tebing dalam sungai dengan tanggul masih kurang lebih delapan meter. Pada April 2010 tanggul itu tergerus sehingga menyisakan jarak sekitar 5 meter antara tebing dalam sungai dengan tanggul.
Selanjutnya pada Juni 2010 kondisi semakin kritis karena air telah menghanyutkan pasangan tembok penahan tebing dalam. Di saat yang sama juga melongsorkan kepala tanggul selebar tiga meter sepanjang kurang lebih 60 meter. Terkait itu, Dinas PU Pengairan dua kali mengirimkan surat pada BBWSBS agar segera melakukan perbaikan. Sehingga akhirnya dilakukan perbaikan mulai akhir tahun 2010 lalu.

Budidayakan Holtikultura Di Pematang Tambak

Petambak di Kecamatan Glagah punya inovasi kreatif untuk meningkatkan penghasilan mereka dari budidaya ikan di tambak. Yakni dengan membudidayakan tanaman jenis holtikultura di pematang tambak mereka.
Sampai saat ini sudah ada empat desa di Glagah yang aktif membudidayakan holtikultira di pematang tambak. Yaitu di Desa Sudangan, Medang, Karangagung, dan Desa Kentong. Sejak 2006 lalu, Dinas Pertanian dan Kehutanan setempat telah meluncurkan program pengembangan demplot tanaman cabe merah jenis hibrida seluas 6,25 hektar di desa Medang dan Sudangan.
“Tanaman holtikultura di pematang sawah tambak sebagain besar diusahakan diusahakan petambak di Glagah sebagai sambilan. Sambil menunggu panen ikan atau padi sehingga tanaman yang diplih lebih banyak pada jenis yang bisa dipanen secara harian atau mingguan. Tiga komoditi yang menjadi favorit petani disini adalah, tomat, cabe rawit dan cabe merah besar, “ urai Camat Glagah M. Zamroni.
Menurut Zamroni, keuntungan yang dihasilkan dari usaha sambilan itu cukup lumayan. Seperti tomat yang bisa mencapai Rp 2 juta setiap hektarnya. Keuntungan tersebut dengan asumsi setiap hektar lahan yang ditanamai tomat bisa dipanen hingga 860 kilogram. Dengan harga jual yang bisa mencapai Rp 3000 perkilogramnya, bisa menghasilkan Rp 2,6 juta setiap hektar. Sehingga keuntungannya bisa mencapai Rp 2 juta setiap hektarnya.
“Dimusim tanam 2010-2011, petani disini lebih memilih tanaman jenis tomat. Karena harganya yang sempat sangat tinggi di musim tanam lalu. Selain itu perawatannya mudah dan bisa dipanen dalam jangka waktu lebih lama. Dari keseluruhan 450 ribu batang tanaman holtikultura yang musim ini dibudidayakan, 80 persn diantaranya jenis tomat. Sementara sisanya, 15 persen jenis cabe rawit dan 5 persen jenis cabe merah besar, “ ujar dia.
Bupati fadeli sendiri menyatakan sangat mendukung kreatifitas petani tambak di Galagah tersebut. Hal itu menurutnya sejalan dengan program gerakan membanguan ekonomi rakyat Lamongan berbasis pedesaan (Gemerlap). Yakni dengan memajukan satu produk unggulan di masing-masing desa. “Pemerintah daerah tentunya akan memberikan bantuan pembinaan agar potensi yang dimiliki suatu desa bisa lebih berkembang. Seperti yang saat ini telah dikembangkan di Glagah, “ ujarnya.
Ditambahkannya, kedepan akan dibangun tempat pemasaran khusus untuk produk holtikultura di desa Medang. Sehingga akan bisa meningkatkan kualitas dan harga jual produk. Lebih jauh, kesejahteraan petani akan meningkat. Musim tanam lalu, produksi tomat di Glagah mencapai 25 ton, cabe rawit 7,5 ton dan cabe merah besar mencapai 15 ton.
Sedangkan di selurh Lamongan, tanaman tomat ditanam di lahan seluas 47 hektar dengan produksi mencapai 478, 4 ton. Sementara jenis cabe rawit luas tanamnya mencapai 3.026 hektar dengan produksi mencapai 3.279,1 ton. Kemudian jenis cabe meras ditanam di lahan seluas 63 hektar dengan produksi mencapai 153,8 ton.

Senin, 17 Januari 2011

Bagikan 431 Unit Peralatan Untuk IKM

Pemkab Lamongan membagikan secara cuma-cuma 431 unit peralatan pada 33 kelompok Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Lamongan. Secara simbolis, peralatan tersebut diserahkan Bupati Fadeli di Gedung Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan (Diskopindag) setempat, Kamis (13/1). Bantuan itu diberikan untuk memberdayakan ekonomi kerakyatan di Kota Soto tersebut.
Seperti diutarakan Kadiskopindag Mursyid, bantuan itu diberikan pada 33 kelompok di 33 desa yang berada di 12 kecamatan di Lamongan. Diantaranya di Kecamatan Kedungpring, Modo, Ngimbang dan Kecamatan Kembangbahu. Bantuan dari APBD Lamongan itu yakni seperti peralatan pencacah tembakau, mesin jahit dan alat penggiling jagung. Fadeli bersama Wabupnya Amar Saifudin sempat menyaksikan demo penggunaan alat penggiling jagung bertenaga mesin diesel tersebut.
“Semoga dengan ratusan peralatan untuk IKM yang hari ini dibagikan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat Lamongan, terutama yang berada di pedesaan. Ini sesuai dengan program Pemkab Lamongan untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan. Bantuan ini juga dikhususkan bagi kelompok, bukan perseorangan, agar manfaatnya bisa dirasakan lebih banyak masyarakat, “ ujar Fadeli di sela-sela kegiatannya.
Selain membagikan peralatan untuk IKM, Fadeli juga meninjau sejumlah produk unggulan yang dipajang di show room produk unggulan. Di Show room yang berada di lantai 1 gedung Diskopindag itu dipajang produk unggulan dari masing-masing kecamatan di Lamongan. Fadeli bersama Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Mahdumah Fadeli, dia terlihat tertarik dengan batik kreasi bermotif cumi-cumi.

Rabu, 12 Januari 2011

Masih Terbuka, Peluang Usaha Pengolahan Ikan

Peluang usaha pengelolaan Ikan tangkap di Lamongan Masih Terbuka Lebar. Karena saat ini, dari sekitar 64 ribu ton produksi ikan tankap setiap tahunnya, baru sejumlah 20 ribu ton yang diolah. Sementara sisanya dijual nelayan tanpa melalui proses pengolahan.

Saat ini di kawasan pantura Lamongan mulai beridiri dan beroperasi perusahaaan yang bergerak di bidang usaha pembekuan ikan atau cold storage. Mulai tahun 2010 lalu, PT Baharau Biru Nusantara (Baruna) sudah mulai berproduksi. Ikan beku yang mereka olah sudah mencapai 3000 ton.
“Kami mengolah hampir semua jenis ikan tangkap. Sesuai dengan pesanan konsumen. Tahun lalu, ikan yang diproses mulai dari jenis kakap, tonang, swangi hingga jenis ikan kuniran. Ikan hasil olahan itu kami kirimkan ke konsumen kami di berbagai Negara, diantaranya China, Taiwan, Korea dan Amerika Serikat, “ ujar Manajer Umum PT Baruna Lismanto kemarin di kantornya seusai menerima kunjungan Bupati Lamongan Fadeli
Disebutkan olehnya, bahan baku produknya yang diambil dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Brondong mencapai 85 persen. Sementara sisanya baru diambilkan dari daerah lain. Demikian pula dengan tenaga kerja, sebagain besar diambilkan dari masyarakat sekitar perusahaan yang berlokasi di Kecamatan Brondong tersebut.
Ditambahkan Oleh Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan setempat Mustakim Arif, masih terbuka peluang lebar untuik investor lain masuk di sektor usaha pengolahan ikan tangkap. “Setiap tahunnya, nelayan Lamongan sanggup membawa pulang sekitar 64 ribu ton ikan. Dari jumlah tersebut, yang diolah lebih lanjut baru sekitar 20 ribu ton. Sisanya langsung dijual oleh nelayan di TPI Brondong, “ urai dia.
Potensi perikanan darat Lamongan juga masih sangat terbuka untuk dikembangkan. Tiap tahunnya dihasilkan sekitar 30 ribu ton ikan berbagai jenis. Saat ini yang menjadi primadona adalah udang vannamae yang memiliki peluang ekspor. Tahun 2008 lalu, ada sekitar tiga ribu kilogram udang vannamae Lamongan yang diekspor.

Selasa, 11 Januari 2011

18 Kapal Manfaatkan Jasa PT DPL

Sejak Juli 2010 lalu, sudah ada 18 kapal besar yang memanfaatkan jasa perbaikan milik PT Dok Pantai Lamongan (DPL) di Desa Kemantren/Paciran.Sampai saat ini PT DPL belum beroperasi secara penuh, namun dok perbaikannya sudah bisa difungsikan.


“Termasuk dua kapal yang sekerang sedang diperbaiki, sampai saat
ini sudah ada 18 kapal yang memenafaatkan jasa perbaikan di PT DPL, “ ujar
Dirut PT DPL Johanes Titus saat menerima kunjungan Bupati Fadeli kemarin di
Kantor PT DPL. “Sekarang masih tahap uji coba, setelah nanti secara
administrasi, maupun teknis produksi ssudah sempurna, kami akan segera
beroperasi secara penuh, “ imbuh dia.

Fadeli dalam kunjungannya itu didampingi Wakil Bupati Amar
Saifudin bersama sejumlah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
terkait. Kunjungan itu dimaksudkan untuk melihat perkembangan investasi di
wilayah pantura Lamongan yang semakin pesat. Saat di PT DPL yang merupakan
bengkel bagi perbaikan kapal yang mengalami kerusakan, ada dua kapal yang
sedang diperbaiki. Yakni dengan nama lambung Bali Gianyar dan Global.

Masih menurut Johanes Titus, perkembangan industri maritim,
dalam hal ini industri pelayaran sangat cepat. Namun jumlah galangan kapal
untuk perbaikan sangat terbatas, sehingga seringkali kapal harus mengantri
untuk melakukan perbaikan. “Selama ini kapasitas kapal dan galangan yang ada
sangat tidak sebanding. Padahalk seperti kapal penumpang tiap tahunnya harus
mengantongi ijin layak laut. Pasar saat ini sangat prospektif, baik untuk
kapal baru maupun untuk yang melakukan perbaikan, “ urai dia.

Karena kedalaman laut tidak memadai untuk menggunakan dok kolam
atau *graving dok*, PTD DPL membangun *sleep way *dok tarik dengan
menggunakan sistem *air bag*. Yakni semacam balon yang dipompa dengan
panjang mencapai 20 meter yang digunakan sebagai bantalan untuk menarik
kapal ke daratan tempat perbaikan. PT DPL saat ini sedang membangun unit *sleep
way* yang kedua di lokasi yang sama.

Disebutkan pula olehnya, Jawa Timur dan Lamongan berpeluang
untuk menjadi kawasan khusus bagi industri maritim. Hal itu terutam karena
di Jatimlah pusatnya SDm kemaritiman. Yakni di ITS serta adanya laboratorium
Hidrodinamika terbesar di ITS, demikian pula design centre perkapalan juga
ada di Jatim.

Karena semuan proses perbaikan dilakukan di darat mulai dari proses
pengelasan dan pengecatan, limbah yang dihasilkan PT DPL merupakan limbah
yang dapat didaur ulang. Limbah yang dihasilkan seperti besi, potongan plat
dan minyak semuanya dapat didaur ulang.

Gus Ipul Beri Bantuan Korban Puting Beliung

Berbagai bangtuan mulai mengalir pada korban puting beliung di Kecamatan Sekarang yang terjadi hari Minggu lalu 92/1). Giliran Wakil Gubernur Saifullah Yusuf yang memeberikan bantuan korban bencana angin puting beliung yang menerjang tiga desa di Kecamatan Sekaran Minggu lalu. Dia didampingi Bupati Lamongan, Fadeli meninjau lokasi bencana tersebut kemarin sore.
Dalam kesempatan itu juga terlihat Wabup Lamongan, Amar Saifudin dan anggota DPRD Jatim asal Lamongan, Kartika Hidayati serta sejumlah pejabat Pemprov Jatim dan Pemkab Lamongan.
Wagub yang akrab dipanggil Gus Ipul saat di lokasi bencana sempat meninjau rumah Kastinah,70, yang rumahnya rata dengan tanah akibat tersapu puting beliung tersebut. Kepada Gus Ipul dan Bupati Fadeli, warga Desa Manyar itu mengaku sedang sholat saat kejadian. Namun dia selamat karena masih ada tiang yang menyangga melindungi dirinya. ‘’Saya di rumah sendirian saat itu karena anak saya, Zaenan kerja luar kota,’’ ungkapnya menggunakan Bahasa Jawa.
Gus Ipul dalam kesempatan ikut mengaku prihatin atas musibah tersebut. ‘’Jatim memang rawan bencana. Pemprov (Jatim) sudah menyiapkan skenario antisipasi musibah meski seringkali musibah terjadi tidak sesuai skenario dan pak gubernur telah menyiapkan anggaran untuk tanggap darurat seperti peristiwa di sini,’’ tuturnya.
Gus ipul menambahkan, untuk mengantisipasi bencana, meminta masyarakat hidup secara benar seperti diajarkan orang-orang tua dulu, yakni kalau memotong satu pohon harus menanam dua pohon agar terjadi kesimbangan alam.
Dalam kesempatan itu Saiful menyerahkan bantuan untuk korban puting beliung tersebut berupa uang sebesar Rp 200 juta dan 165 paket sembako. Sedangkan Pemkab Lamongan telah memberikan bantuan uang Rp 26 juta serta Rp 12,5 juta dan 160 paket sembako yang diserahkan tim penggerak PKK Lamongan. Bantuan itu diserahkan ke posko bencana di SDN Manyar.
Sedangkan Bupati Fadeli dalam kesempatan itu menyampaikan terima kasih kepada masyarakat dan berbagai pihak yang telah membantu terkait musibah puting beliung tersebut. ‘’Masyarakat dan aparat guyub gotong royong, mulai TNI/Polri, aparat desa, kecamatan, satpol PP hingga kabupaten serta propinsi sehingga pembersihan dan pembenahan awal pasca bencana bisa dilakukan dengan cepat,’’ paparnya.
Usai melakukan peninjauan, Gus Ipul bersama rombongan melakukan sholat Maghrib dan ceramah di Masjid Al Mu’minun Desa Manyar sambil menyerahkan bantuan sebesar Rp 10 juta.
Seperti disebutkan Camat Sekaran Yaslikan, data terbaru korban putting beliung tersebut yakni enam orang luka-luka dan 160 bangunan rusak di Desa Kudikan, Jugo, dan Manyar. Dari sejumlah bangunan itu yang 49 rusak parah/roboh, 40 unit rusak sedang dan sisanya rusak ringan.

160 Paket Sembako Untuk Korban Puting Beliung

Aksi keprihatinan terus mengalir untuk korban angin puting beliung di Kecamatan Sekaran. Kemarin, Ketua Tim Penggeraka PKK (TPPKK) Lamongan Mahdumah Fadeli bersama wakilnya Nurul Hidayati Amar Saifudin memberikan 160 paket bantuan sembako.
Masing-masing paket bantuan itu berisi beras, gula, minyak goreng dan 1 dus mi instan. Selain bantuan sembako, juga diberikan bantuan uang tunai pada 25 orang korban yang paling berat. “Jangan dilihat nilainya, ini sekedar untuk uang belanja kperluan dapur ibu-ibu , “ ujar Mahdumah Fadeli.
“Kami beserta pengurus ikut berduka dan prihatin, tidak ada yang berharap kena musibah. Semoga yang tertimpa, diberi keikhlasan atas musibah yang terjadi sehingga nantinya akan berbalas rejeki yang lebih berlimpah, “ sambung dia saat didampingi Camat sekaran Yaslikan.
Dari pendataan terakhir oleh pihak kecamatan, di Desa Kudikan ada 16 rumah yang rusak, Desa Jugo 10 rumah, dan yang terparah di Desa Manyar 134 rumah. Dengan rincian kondisi rusak berat 49 rumah, rusak sedang 40 rumah dan rusak ringan 71 rumah. Dari jumlah tersebut, rumah tinggal yang terdampak sebanyak 143 unit, gudang 2 unit dan warung 6 unit.
Selain itu angin juga menerjang 3 unit gedung sekolah (SD, MI dan SMA), mushola 2 unit dan puskesmas pembantu 1 unit serta 3 unit kandang kambing dan ayam. Sementara korban luka ringan 5 orang, luka berat 1 orang dengan taksir kerugian mencapai Rp 645.881.000.

11 Pegawai Kena Sanksi Disiplin

Sepanjang tahun 2010 ini, ada 11 pegawai di Pemkab Lamongan yang menerima sanksi hukuman disiplin. Derajat hukumannya beragam, mulai dari sanksi disiplin ringan, sedang hingga hukuman disiplin berat.
Data tersebut diungkapkan Inspektorat Lamongan Ismunawan saat Gelar Pengawasan Daerah tahun 2010 di aula pertemuan sebuah hotel setempat, Kamis (30/12). Dengan rincian, satu orang menerima hukuman disiplin ringan berupa pernyataan tidak puas secara tertulis dan lima orang menerima hukuman disiplin sedang. Jenis hukuman disiplin sedang yang dijatuhkan ini mulai dari penundaan kenaikan gaji berkala selama satu tahun hingga pemberhentian pembayaran gaji.
Sementara lima orang pegawai lainnya dijatuhi hukuman disiplin berat. Rinciannya, dua orang dihukum pembebasan dari jabatan, satu orang pemberhentian tidak dengan hormat sebagai CPNS dan dua orang menerima hukuman pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS.
Dari hasil pemeriksaan insidentil Inspektorat sepanjang tahun 2010 itu, penyebab terbesar dari adanya temuan adalah akibat kelemahan administrasi, yakni di tataran ketatausahaan dan akuntansi. Yakni mencapai 437 item dari total 529 temuan.
Karena itu Inspektorat merekomendasikan agar dalam rekrutmen CPNS kedepan agar Badan Kepegawaian Daerah (BKD) memprioritaskan pada lulusan akuntansi. “Tenaga akuntansi ini nantinya terutama untuk diperbantukan di kecamatan yang sangat membutuhkan tenaga ahli administrasi keuangan, “ ujarnya.
Sementara Plt sekkab Nurroso berharap agar hasil temuan Inspektorat menjadi perhatian bagi masing-masing Kepala SKPD agar tidak kembali terulang di tahun depan. Dikatakan olehnya, pengawasan dilakukan untuk mendorong terwujudnya good governance melalui pengawasan internal.
“Pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat bukan untuk mencari-cari kesalahan semata. Tapi untuk menghindari penyimpangan secara dini serta memberikan solusi. Pengawasan tersebut juga menjaga agar semuanya berjalan sesuai aturan formal yang berlaku demi mewujudkan akuntabiltas, “ kata dia.
Ada lima jenis pemeriksaan yang dilaksanakan Inspektorat. Yakni pengawasan reguler sebanyak 40 obyek yang diperiksa (obrik), pemeriksaan insidentil 89 obrik, pemantauan pelayanan publik 60 objek pantau (obtau), pengawasan pembangunan daerah atau proyek sebayak 600 kegiatan dan penanganan pengaduan kasus yang masuk sebanyak 44 kasus.

PMI Kukuhkan 56 KSR/TSR

Bertempat di gedung Graha Bhineka Karya/gedung Korpri Kabupaten Lamongan, Kemarin (30/12), Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) setempat, Sudjiman, mengukuhkan sebanyak 56 Korps Sukarela (KSR) dan Tenaga Sukarela (TSR). Ke-56 anggota PMI yang dikukuhkan tersebut terdiri 26 KSR dan 30 TSR.
Hadir pada kesempatan itu, Bupati Lamongan Fedeli beserta Wakil Bupati Amar Saifudin, didampingi oleh Ketua PMI Lamongan Sudjiman, Direktur rumah sakit Dr. Soegiri Lamongan, Pimpinan SKPD terkait, Asisten dan Camat.
Seperti dijelaskan Sudjiman pada saat memberikan sambutannya, TSR merupakan pribadi-pribadi yang secara sukarela meluangkan/menyumbangkan tenaga, waktu dan pikiran serta pengetahuan atau ketrampilan khusus yang dimilikinya.
“Mereka dari kalangan masyarakat yang memiliki profesi/ketrampilan tertentu, misalnya, dokter, perawat, ahli gizi, sanitasi, akuntan, logistik, teknisi, pertanian, dan lain-lain. Pada suatu saat PMI akan memanggil anggota TSR tersebut untuk bergabung menjalankan operasi kemanusiaan,” kata dia.
Sementara itu, lanjut Sudjiman, KSR adalah satu kesatuan atau unit di dalam perhimpunan nasional PMI, yang merupakan wadah pengabdian badi anggota biasa dan pribadi-pribadi yang atas kesadaran sendiri menyatakan diri menjadi anggota KSR.
“Sebagai anggota KSR mereka harus mau dan mengikuti persyaratan-persyaratan khusus yang kita berikan, misalkan harus berusia minimal 18 tahun dengan pendidikan serendah-rendahnya SLTP/sederajat serta bersedia mengabdi minimal untuk 3 tahun kedepan, dan lain-lain,” pungkasnya.
Pada kesempatan tersebut Fadeli dalam sambutannya mengatakan, berbicara masalah PMI juga tidak lepas dari kebutuhan darah itu sendiri, khususnya yang ada di Kabupaten Lamongan. Kebutuhan darah yang ideal adalah 2% dari jumlah penduduk.
Ambil contoh, lanjut Fadeli, penduduk di Lamongan sekitar 1,2 juta, mestinya diperlukan darah sebanyak kurang lebih 24 ribu/pertahun. Maka perbulannya diperlukan 2 ribuan kantong darah.
“Sementara itu Lamongan baru bisa mencukupi kurang lebih 50% atau 300-350 kebutuhan darah/bulan dari sekitar 600-700 kebutuhan akan kantong darah. Itu jauh sekali dari kata cukup,” kata dia. Pada akhir acara dilakukan penyerahan SK dan kartu pangenal ke-56 anggota KSR/TSR terpilih. Selama ini kekurangan kebutuhan darah di Lamongan dipenuhi dari droping daerah lain.

Baru 45 Persen Pensiunan Masuk PWRI

Dari sejumlah 5.432 pensiunan PNS di Lamongan, baru sebanyak 2.423 orang diantaranya, atau sekitar 45 persen yang telah masuk menjadi anggota Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Lamongan. Data tersebut disampaikan Ketua Panitia Rakercab PWRI setempat Sujiman, Selasa (28/12) di Pendopo Lokatantra.
Di kesempatan yang sama, Bupati Fadeli memberikan penghargaan pada lima Ranting PWRI berprestasi. Yakni Ranting PWRI Kecamatan Modo, Bluluk, Kedungprinbg, Tikung dan Ranting PWRI Kecamatan Karanggeneng. Penghargaan itu untuk memmacu ranting agar aktif mendata pensiunan yang berada di wilayahnya.
“Meski sudah pensiun, bukan berarti anggota PWRI tidak bisa memberikan sumbangsihnya untuk Lamongan. Potensi SDM anggota PWRI masih sangat besar untuk memberikan sumbangan pemikiran maupun pendapat dalam upaya Pemkab Lamongan meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, “ ujar Fadeli.
Fadeli menyebut di wadah PWRI itulah tergabung para pemikir, perumus dan pelaksana pemerintahan dan pembangunan yang saat ini masih bisa dirasakan manfaatnya. Dengan potensi yang sedemikian besar, Fadeli percaya anggota PWRI dapat menjadi kekuatan yang besar untuk mendorong pembangunan di Lamongan.
“Pensiunan bukanlah batas akhir untuk mengabdi pada negara, bangsa dan masyarakat. PWRI masih tetap memiliki sikap dan cita-cita luhur yang disebut wredatama dengan kedudukannya sebagai sesepuh bangsa. Kedudukan tersebut sungguh terhormat. PWRI bisa menjadi pengamat, penasehat, pendidik dan pemberi teladan bagi generasi penerus yang lebih muda, “ katanya.

Optimis Raih Piala WTN

Bupati Lamongan Fadeli mengatakan, Lamongan pantas meraih Piala Wahana Tata Nugraha tahun 2010. Keyakinan tersebut tidaklah mengada-ada karena pada tahun 2009 lalu Lamongan sudah meraih Plakat Wahana Tata Nugraha. Saat ini juga sudah dilakukan pembenahan-pembenahan baik secara administratif maupun di lapangan.
Hal tersebut diungkapkan Bupati Lamongan Fadeli saat menerima Tim Penilai Wahana Tata Nugraha tahun 2010, kemarin di Sasana Nayaka Pemkab Lamongan. Hadir mendampingi Bupati Lamongan, Plt. Sekretaris Daerah Lamongan Nurroso, Kepala Dinas Perhubungan Lamongan Bambang Hajar Purwono dan jajaran forum lalu lintas Kabupaten Lamongan.
Selain sudah meraih Plakat Wahana Tata Nugraha, di tahun 2010 ini Lamongan juga menerima penghargaan dari Gubernur Jawa Timur sebagai Juara Umum lomba Partnership Road Safety Action (PRSA) Award 2010, karena dinilai telah mampu menjalin kerjasama dengan jajaran lalu lintas dan masyarakat dalam memperbaiki sistem lalu lintas.
Lamongan juga memiliki komitmen yang tinggi terhadap peningkatan pelayanan kepada masyarakat khususnya di bidang lalu lintas, dimana tujuan akhirnya adalah bagaimana sarana transportasi di lalu lintas di Lamongan nyaman, efektif, lancar sehingga angka kecelakaan sangat kecil.
Sementara itu ketua Tim Penilai WTN, Firdus Rasyid mengatakan beberapa hal yang harus dicukupi antara lain, marka-marka jalan agar lebih diperbaiki. “Untuk pembangunan halte, Pemkab dapat menggandeng pihak ketiga” ujar Firdaus.